Minggu, 08 Mei 2011

Langkat

Dibawa ke Ranah Hukum

Soal Pemotongan Insentif Bides
LANGKAT- Meski sudah terbukti dan menyalahi aturan berlaku, namun sampai kini, pelaku pemotong dana insentif Bidan Desa (Bides) Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkungan Dinas Kesehatan Langkat, berinisial T, belum juga mendapat hukuman ataupun tindakan tegas dari instansi terkait.
Kadiskes Langkat Drg Herman Sadeck ketika ditemui Kamis (5/5) menerangkan, pihaknya sangat hati-hati mengambil tindakan terhadap pelaku. Sebelum pihaknya meminta penjelasan terhadap bersangkutan, dia belum bisa memutuskan hukuman atau sanksi terhadap pemotong dana insentif tersebut.
“Kita sangat hati-hati soal itu, kita tidak bisa langsung memberikan hukuman sebelum bersangkutan memberikan jawaban terkait pemotongan yang dilakukannya. Untuk itu, kita masih me nunggu bersangkutan untuk hadir ke kantor Dinkes Langkat,” ujarnya.
Di singgung soal dugaan keterlibatan instansinya turut serta melakukan pemotongan, Sadeck membantah adanya keterlibatan dia dalam kasus pemotongan insentif bides tersebut. Malah, orang nomor satu di Dinkes Langkat ini, mengaku telah memergoki pelaku dengan mengutus anak buahnya.
“Anak buah saya yang memergoki pelaku saat melakukan pemotongan di rumah makan,” kata Sadeck.

Karo

Eksekusi Dihadang Aksi Telanjang


Eksekusi Dihadang Aksi Telanjang
PROTES: Keluarga tereksekusi mencoba menghalau petugas saat pelaksanaan eksekusi di Juma Deleng Desa Sempa Jaya Kecamatan Berastagi, kemarin (5/5).//iwan tarigan/sumut pos
KARO- Walau pun pihak tereksekusi, K Purba bersama puluhan anggota keluarganya melakukan perlawanan fisik dan menggelar aksi telanjang, di depan  petugas, namun proses eksekusi lahan di Jalan Jamin Ginting, Desa  Sempa Jaya, tetap dilaksanakan.
Jurusita PN Kabanjahe dibantu aparat keamanan Polres Karo dibawah komando Kabag OPS Kompol Zulkifly, Kasat Intel AKP Hery dan Kapolsekta Berastagi, Kompol Sufyatno, berhasil melaksanakan eksekusi yang ketiga kali atas objek perkara sebidang tanah seluas 227 meter dan sebidang tanah perladangan 7000 meter di Juma Deleng Desa Sempa Jaya Kecamatan Berastagi, Kamis (5/5).
Sebelumnya beberapa waktu lalu,  pihak tereksekusi  telah melakukan  perlawanan untuk menggagalkan eksekusi, sehingga petugas jurusita PN Kabanjahe dua kali mengalami kegagalan melaksanakan eksekusi atas objek perkara perdata tersebut.

Taput

Mahasiswa Medicom Ditemukan Tewas di Jurang

10:06, 07/05/2011
Mahasiswa Medicom Ditemukan Tewas di Jurang

SIANTAR- Jenazah Lailan Nazly br Napitupulu (19) yang ditemukan warga di kawasan jurang di jalan umum Sipintu-pintu, Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih pada Jumat (6/5) sekira pukul 15.00 WIB. Kehadiran jenazah ke instalasi forensik ini juga di ikuti dengan kedatangan keluarganya dari Kota Medan, Siantar dan Porsea.
Mahasiswi semester II kampus Medicom Kota Medan yang ngekos bersama kakaknya di kawasan Jalan Rela Medan terakhir kali berangkat dari rumah kos Kamis (7/4) pagi. Belum diketahui pasti apa sebab kepergian korban hingga tidak pulang, namun menurut kerabatnya yang ada di Instalasi Forensik sebelum meninggalkan rumah korban terlebih dahulu cek-cok dengan Kenny br Napitupulu, kakaknya.
“Yang saya tau dia pergi sejak tanggal 7 April lalu. Tidak diketahui kemana perginya dan sebelum pergi katanya sempat ribut dengan kakaknya,” kata seorang kerabat korban yang tidak menyebutkan namanya.
Berangkatnya mahasiswi asal Desa Parparea, Kecamatan Porsea, Kabupaten Tobasa ini dari rumah kos tersebut ternyata untuk yang terakhir kalinya. Sebab setelah itu korban tidak diketahui kabar beritanya. Pihak keluarga juga sempat melakukan pencarian dan melaporkan masalah tersebut ke polisi, namun tetap di temukan.

Syamsul dicopot biar tenang menghadapi proses hukum

Syamsul Arifin (Foto:maubilangapa.com)



MEDAN-Pencopotan Syamsul Arifin, sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumatera Utara, yang dilakukan DPP Partai Golkar untuk mempermudah proses peradilan yang saat ini sedang dijalani oleh Gubernur Sumatera Utara nonaktif tersebut.
“Keputusan yang diambil DPP (Partai Golkar), untuk menggantikan Syamsul Arifin, sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut, sudah pasti sesuai mekanisme dan ketentuan yang diambil oleh DPP,” kata Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar, Ir Akbar Tanjung pada Sumut Pos Sekretariat Partai Golkar Sumut Jalan Wahid Hasyim Medan, kemarin (7/5).
Dikatakan Akbar, reaksi dan tanggapan dari kader soal pencopotan Syamsul Arifin sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut dianggap biasa saja. “Itu bentuk dari dinamikan dan demokrasi yang ada di partai politik. Tapi reaksi atas pencopotan itu baik dari kader pendukung ataupun yang bersangkutan harus tetap mendukung mekanisme yang telah berjalan,” tegas Akbar Tanjung.
Akbar juga mengatakan reaksi pencopotan Syamsul Arifin akan disampaikan kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ir Abu Rizal Bakrie.

Sabtu, 07 Mei 2011

Medan : Penganiayaan Masfar Sikumbang


MEDAN-(Krataon TV)
Peristiwa penyiraman soda api ke tubuh Ir Masfar Sikumbang, Selasa 26 April lalu, belum juga menunjukkan titik terang. Polisi kesulitan mengungkap pelaku penganiayaan PNS di Pemprov Sumut tersebut.
Kabid Humas Polda Sumut, AKBP Raden Heru Prakoso menjelaskan, Polresta Medan masih mendalami keterangan sembilan saksi penyiraman soda api tersebut.
“Masih sembilan orang saksi yang kita periksa,” tandas Heru.
Sementara, Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga mengatakan telah memeriksa satu lagi saksi terkait kasus penyiraman soda api terhadap Masfar. “Satu lagi sudah kita periksa sebagai saksi,” kata Tagam, tanpa  memberitahukan nama saksi yang diperiksa Sementara itu, dari Mapoldasu dikabarkan, petugas Poldasu berhasil mengamankan RS dan KH yang diduga terlibat atau mengetahui penyiraman soda api kepada Masfar. Kedua orang tersebut kemudian diserahkan kepada Polresta Medan.
“Ada dua orang diamankan di ruang Jahtanras Dit Reskrim Poldasu. Tapi untuk menjalani pemeriksaan, keduanya diserahkan ke Polresta Medan,” ujar seorang sumber di Mapolda Sumut, kemarin (6/5).
Hingga tadi malam, belum diketahui peran keduanya dalam penyiraman soda api ke tubuh Masfar. Bahkan, AKBP Raden Heru Prakoso belum mengetahui kalau keduanya sudah diamankan pihak kepolisian. “Belum ada,” ucapnya.

Jumat, 06 Mei 2011

Simalungun:Segera Ganti Kepsek, MTS Binaul Iman

Dua orang tua siswa sekolah MTS Binaul Iman Jalan Anjangsana Nagori Karang Sari, Kecamatan Gunung Maligas, Simalungun mengaku keberatan mengenai pengutipan pada siswa kelas III seperti biaya Ujian Nasional (UN) sebesar Rp 30 ribu per siswa dan ketentuan melunasi uang sekolah hingga bulan Juni 2011.


 Bendahara MTS Binaul Iman, Neni saat dikonfirmasi melalui pesan singkat justru mempertanyakan apakah karena ada dana BOS, maka para siswa tidak dibebankan uang komite. Dia juga mengaku hanya mengutip uang komite sekolah per bulannya yakni Rp 20 ribu, dan anak yatim tidak dibebankan biaya.

Biaya lainnya yang memberatkan adalah pengutipan kepada orang tua untuk menambah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) karena sekolah untuk tahun 2011 hanya menerima Rp 3,5 juta. Setelah dimusyawarahkan, orang tua siswa diminta bantuan sebesar Rp 70 ribu. Namun, sekolah belakangan  mengubah secara sepihak hingga Rp 125 ribu. Kedua orang tua siswa ini mengadu, penambahan ini hanya disampaikan melalui surat tembusan secara mendadak, dan tanpa melalui rapat

Minggu, 01 Mei 2011

Medan: Beritakan Korban Penganian Rahudman Harian Top Kota Tutup




MEDAN-(Kraton TV)
Harian Top Kota diduga korban tekanan oknum tertentu. Indikasinya, diduga terkait pemberitaan penganiayaan sadis yang dialami Musfar.  Soalnya orang yang menganiaya tak lain adalah pejabat nomor satu di Kantor Walikota Medan, Rahudman Hrp                                   
Sehari setelah dianiaya Rahudman di rumah dinas walikota Medan di Jalan SUdirman, Musfar disiram pake soda api oleh dua orang tak dikenal (OTK). Kasus ini dilaporkan istri Yusfar ke Polresta Medan. Kapoltabes sendiri saaat dikonfirmasi wartawan, Jumat (29/4) malam, menegaskan kalau personilnya telah membentuk tim mengejar pelaku penyiraman Musfar dengan soda api. Dan, menyelidiki siapa dalang penganiayaan berat hingga dirawatnya Musfar secara intensif dan disebut butuh operasi sebanyak 10 kali.
Soal tutupnya Harian Top Kota disebabkan keberanian semua kru membongkar kasus ini, diinformasikan resmi sejak Minggu (1/5). Atas perintah pimpinan umum koran tersebut, malam ini segenap karyawan/karyawati Harian Top Kota rapat di kantor mereka di Jalan HM Yamin Medan.
“Sesuai perintah pimpinan, sejak besok Harian Top Kota dinyatakan tutup,” terang sumber layakn dipercaya.
Memang, akibat pemberitaan soal penganiayaan berat yang dialami Musfar, petinggi redaksi Harian Top Kota nyaris tak lepas dari ancaman. Sejumlah rekan baik sesama jurnalis maupun di instansi Pemko Medan, meminta pimpinan redaksi koran paling berani di Sumut itu untuk hati-hati. Hal yang sama, dibenarkan pimpinan redaksi medankoma.com, Hasiholan Siregar.
“Telepon gelap pakai private number udah nggak kehitung. Mulai ancaman halus meminta saya hati-hati, sampai mengatakan satu peluru senjata api harganya masih terjangkau dan sebagainya,” kata Hasiholan yang ditemui di tempat                                                     terpisah.
Ditanya apakah ancaman keselamatan jiwa ini telah dilapor ke polisi, kata Hasiholan, sepertinya akan mempersulit diri sendiri. Apalagi yang dilaporkan juga pakai nomor tak dikenal. Hanya saja, kata dia, indikasi ancaman datang dari orang suruhan siapa akan dicari lebih tahu.
“Kita serahkan sama Allah aja.,’ pungkasnya.(saodah)